Sunday 21 December 2014

Tugas Softskill #Bahasa Indonesia 2 (Definisi Karangan, Macam-macam Karangan, Ciri-ciri Karangan )


Karangan
adalah penjabaran suatu gagasan secara resmi dan teratur tentang suatu topik atau pokok bahasan.


E. Kosasih (2003:26), menjelaskan bahwa Karangan adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang dalam satu kesatuan tema yang utuh.

Macam-Macam Karangan 


Karangan Narasi

Karangan narasi ialah yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian yang didalamya terdapat alur cerita, setting, tokoh dan konflik tetapi tidak memiliki kalimat utama.



Ciri-ciri/karakteristik karangan Narasi yaitu :

1.  Menyajikan serangkaian berita atau peristiwa

2. Disajikan dalam waktu serta kejadian yang menunjukkan peristiwa awal sampai akhir

3.  Menampilkan pelaku peristiwa atau kejadian

4.  Latar (setting)



Karangan Deskripsi ( Menggambarkan )



Karangan Deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan suatu objek sehingga pembaca seakan bisa melihat, mendengar, atau merasa objek yang digambarkan itu. Objek yang dideskripsikan dapat berupa orang, benda, atau tempat.



Ciri-ciri karangan deskripsi yaitu :

1.Melukiskan atau menggambarkan suatu objek tertentu

2.Bertujuan untuk menciptakan kesan atau pengalaman pada diri pembaca agar seolah-olah  mereka melihat, merasakan, mengalami atau mendengar, sendiri suatu objek yang dideskripsikan

3.Sifat penulisannya objektif karena selalu mengambil objek tertentu, yang dapat berupa tempat, manusia, dan hal yang dipersonifikasikan

4.Penulisannya dapat menggunakan cara atau metode realistis (objektif), impresionistis (subjektif), atau sikap penulis



Karangan Eksposisi

Karangan Eksposisi adalah bentuk karangan yang memaparkan, memberi keterangan, menjelaskan, memberi informasi sejelas-jelasnya mengenai suatu hal.

 Ciri-ciri/karakteristik karangan Eksposisi yaitu :

  1. Menjelaskan informasi agar pembaca mengetahuinya.
  2. Menyatakan sesuatu yang benar-benar terjadi (data faktual).
  3. Tidak terdapat unsur mempengaruhi atau memaksakan kehendak.
  4. Menunjukkan analisis atau penafsiran secara objektif terhadap fakta yang ada.
  5. Menunjukkan sebuah peristiwa yang terjadi atau tentang proses kerja sesuatu.





Karangan Argumentasi

Karangan Argumentasi adalah karangan yang isinya bertujuan meyakinkan atau mempengaruhi pembaca terhadap suatu masalah dengan mengemukakan alasan, bukti, dan contoh nyata.



Ciri-ciri/karakteristik karangan Argumentasi yaitu :



1. Berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan pengarang sehingga  kebenaran itu diakui oleh pembaca

2. Pembuktian dilengkapi dengan data, fakta, grafik, tabel, gambar

3. Dalam argumentasi pengarang berusaha mengubah sikap, pendapat atau pandangan pembaca

4. Dalam membuktikan sesuatu, pengarang menghindarkan keterlibatan emosi dan menjauhkan subjektivitas

5. Dalam membuktikan kebenaran pendapat pengarang, kita dapat menggunakan bermacam-macam pola pembuktian



Persuasi

Persuasi adalah karangan berisi uraian yang bertujuan membujuk, merayu, atau memengaruhi pembaca untuk melakukan sesuatu.

Ciri-ciri karangan persuasi:

  1. Terdapat himbauan atau ajakan
  2. Berusaha mempengaruhi pembaca

Perbedaan Karya Ilmiah dan Non-ilmiah

 

KARYA NON-ILMIAH

Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan  pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan  biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).

Karya non ilmiah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

·        Ditulis berdasarkan fakta pribadi,

·        Fakta yang disimpulkan subyektif,

·        Gaya bahasa konotatif dan populer,

·        Tidak memuat hipotesis,

·        Penyajian dibarengi dengan sejarah,

·        Bersifat imajinatif,

·        Situasi didramatisir,

·        Bersifat persuasif.

·        Tanpa dukungan bukti.



Karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar.

Ciri-ciri karangan ilmiah :

·        Objektif

·        Netral

·        Sistematis

·        Logis

·        Menyajikan fakta (bukan emosi atau perasaan)

·        Tidak Pleonastis



Kriteria Metode Ilmiah



1. Berdasarkan Fakta
Keterangan-keterangan ataupun  penjelasan-penjelasan  yang ingin diperoleh dalam hal  penelitian, baik yang akan dikumpulkan  lalu kemudian    dianalisa haruslah berdasarkan   fakta-fakta serta  data  yang  nyata. Janganlah penemuan dan pembuktian itu didasar-kan pada daya khayal dan   kira-kira ataupun  legenda-legenda maupun  kegiatan  yang sejenis itu.
2. Bebas dari Prasangka
Metode ilmiah harus memiliki  sifat bebas dari  prasangka, bersih dan jauh dari pertimbangan yang subjektif. Mennggunakan  suatu fakta harus dengan alasan dan bukti yang lengkap serta dengan pembuktian yang objektif.
3. Menggunakan Prinsip Analisa
Dalam memahami serta memberikan  arti terhadap fenomena yang  sangat kompleks, haruslah  menggunakan  prinsip analisa. Seluruh  masalah harus dicari sebab-musababnya  serta cara pemecahannya dengan memakai  analisa yang masuk akal , Fakta yang mendukung jangan  dibiarkan sebagaimana adanya atau hanya dibikin  deskripsinya saja. Akan Tetapi seluruh kejadian harus dicari sebab-akibat dengan menggunakan analisa yang tajam.
4. Menggunakan Hipotesa
Dalam metode ilmiah, peneliti itu  harus dituntun dalam proses berpikir dengan menggunakan analisa. Hipotesa harus ada untuk memecahkan suatu  persoalan serta memadu jalan pikiran ke arah tujuan yang  hendak  dicapai sehingga hasil yang ingin diperoleh akan mengenai sasaran secara  tepat. Hipotesa merupakan pegangan yang khas dalam menuntun jalan pikiran  sang peneliti.
5. Menggunakan Ukuran Obyektif
Kerja penelitian dan analisa harus dinyatakan dengan ukuran yang memang  objektif. Ukuran tidak boleh didapat hanya berdasarkan  merasa-rasa atau menuruti hati nurani. Pertimbangan-pertimbangan harus dibikin secara objektif dan dengan menggunakan pikiran yang sadar.
6. Menggunakan Teknik Kuantifikasi
Dalam memperlakukan data ukuran yang besifat  kuantitatif yang biasa  harus digunakan, kecuali untuk artibut-artibut yang tidak dapat dikuantifikasikan Ukuran-ukuran seperti ton, mm, per detik, ohm, kilogram, dan sebagainya harus senantiasa  digunakan Jauhi ukuran-ukuran seperti: sejauh mata memandang, sehitam aspal, sejauh sebatang rokok, dan sebagai¬nya Kuantifikasi yang termudah adalah dengan memakai ukuran nominal, ranking dan rating.



Sikap Ilmiah



Sikap Ilmiah adalah suatu sikap yang menerima pendapat orang lain dengan baik dan benar yang tidak mengenal putus asa serta dengan ketekunan juga keterbukaan.  Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus ada pada diri seorang ilmuwan atau akademisi ketika menghadapi persoalan-persoalan ilmiah untuk dapat melalui proses penelitian yang baik dan hasil yang baik pula.  Sikap ilmiah ini perlu dibiasakan dalam berbagai forum ilmiah, misalnya dalam seminar, diskusi, loka karya, sara sehan, dan penulisan karya ilmiah



Langkah Penulisan Ilmiah

Pra Penulisan

a)      Menentukan topik, masalah, tujuan, dan tesis

b)      Menyusun kerangka karangan sementara

c)      Mengumpulkan dan menetapkan data

d)      Menetapkan metode pembahasan

Penulisan

a)      Bagian pelengkap pendahuluan

b)      Halaman judul, abstrak, kata pegantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel.

c)      Bagian naskah utama

d)      Pendahuluan, pembahasan, kesimpulan.

e)      Bagian pelengkap penutup

f)       Daftar pustaka, lampiran, indeks.

Pasca Penulisan

a)      Menambah, mengurangi, memperbaiki urutan detail.

b)      Memperbaiki bahasa

c)      Diksi, ejaan, kalimat efektif, paragraph (kkoheren dan konsisten), dan ragam bahasa.

Sumber :





Thursday 6 November 2014

Tugas Softskill ( Bahasa Indonesia 2 # )

Jelaskan Definisi Silogisme 



Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan).

Sebutkan dan Jelaskan Silogisme dan Contohnya

1. Silogisme Katagorial
 
Silogisme ini merupakan silogisme dimana semua proporsinya merupakan katagorial. Kemudian proporsisi yang mengandung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor (premis yang termnya menjadi subjek). 

Contoh :  
- semua makhluk hidup pasti mati (premis mayor/premis umum)
- koala adalah hewan yang dilindungi (premis minor/premis khusus)
- koala pasti akan mati ( Konklusi/kesimpulan) 

2. Silogisme Hipotetik
 
Yang dimaksud dengan silogisme hipotetik itu adalah suatu argumen/pendapat yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proporsi katagorik. 

Contoh : 
- My : Jika tidak ada air, manusia akan kehausan.
- Mn : Air tidak ada.
- K : Jadi, Manusia akan
kehausan.


3. Silogisme Alternatif

Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif itu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya.

Contoh :
- Dimas tinggal di bogor atau surabaya.
- Dimas tinggal di surabaya.
- Jadi, dimas tidak tinggal di bogor.


4. Entimen
 
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulannya.



Contoh :
- Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.

5. Silogisme Disjungtif 
 
Silogisme disjungtif merupakan silogisme yang premis mayornya merupakan disjungtif, sedangkan premis minornya bersifat kategorik yang mengakui atau mengingkari salah satu alternatif yang disebut oleh premis mayor. 
 Contoh : 

- Heri jujur atau berbohong.(premis1)
- Ternyata Heri berbohong.(premis2)
- Ia tidak jujur (konklusi).


Definisi Generalisasi  dan Contohnya


Generalisasi
- Adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual (khusus) menuju kesimpulan umum yang mengikat selutuh fenomena sejenis dengan fenomena individual yang diselidiki.

- Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fakta atau gejala khusus yang di amati, lalu ditarik kesimpulan umum tentang sebagian atau seluruh gejalanya yang di amati itu.



Contoh :

- Andika Pratama adalah bintang film, dan ia berwajah tampan.
- Raffi Ahmad adalah bintang film, dan ia berwajah tampan.

Generalisasi: Semua bintang film berwajah tampan. Pernyataan “semua bintang film berwajah tampan” hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.

 Contoh Paragraf Analogi

Anak-anak pak anto memang anak yang baik. Lihat saja Ani dan juga Ina keduanya anak yang sangat berbakti pada kedua orang tuanya. Ani adalah seorang anak yang amat rajin. Tiap pagi sebelum berangkat ke sekolah, ia selalu menyempatkan untuk membantu ibunya menyiapkan sarapan yang akan dimakan. Tidak kalah rajin, anak bungsu pak Anto, Ina, juga selalu membantu ayah ibunya membersihkan rumah. Ia akan menyapu lantai rumah dan juga halaman luar. Disamping itu ia juga tidak lupa menyiram bunga bunga di taman kecilnya. Ani dan Ina merupakan anak yang sangat berbakti. Ani tidak lupa mengucap salam dan mencium tangan kedua orang tunya. Demikian juga dengan sang adik Ina yang tidak pernah lupa melakukan hal yang sama. Memang benar sekali Ani dan Ina adalah anak yang baik dan berbakti pada orang tua.


Sumber :